Sampai saat ini masih banyak orang yang belum memahami arti dari animasi. Singkatnya, jika Anda suka bercerita melalui tampilan visual, animasi adalah media yang tepat untuk Anda.
Animasi memiliki daya penceritaan yang jauh lebih besar dibandingkan media lain, seperti motion graphic dan desain grafis. Tak heran, saat ini banyak film yang dibuat dalam bentuk animasi. Selain sebagai media hiburan, ternyata animasi juga bisa digunakan untuk keperluan bisnis lho!
Pengertian Animasi
Dikutip dari Hive Studio, arti sebenarnya dari animasi adalah perubahan cepat dari gambar berurutan untuk menciptakan ilusi gerakan. Secara lebih sederhana, Bloop Animation menjelaskan bahwa pengertian animasi adalah seni menjiwai sebuah ilustrasi dari suatu benda atau karakter yang tidak bernyawa. Definisi ini sejalan dengan asal kata animasi. Pasalnya, kata 'bernyawa' berasal dari bahasa Latin 'animare' yang artinya menghidupkan atau mengisi dengan nafas.
Animasi dibuat dengan menyortir kumpulan gambar, lalu dengan cepat menampilkan satu per satu. Gambar akan terlihat hidup dan bergerak. Faktanya, mata manusia hanya dapat menyimpan satu gambar selama 1/16 detik, seperti yang ditulis oleh Studio Binder.
Jadi, ketika beberapa gambar muncul secara berurutan, otak akan menggabungkannya menjadi gambar bergerak. Untuk menciptakan kesan gerakan yang halus, setiap animator harus mempertimbangkan frame rate atau jumlah gambar berurutan yang ditampilkan setiap detiknya.
Dalam film, umumnya frekuensi gambar animasi adalah 24 fps (frame per second) sehingga gerakannya terlihat sangat halus. Selain digunakan dalam film, animasi saat ini juga banyak digunakan untuk keperluan bisnis, seperti UI/UX dan periklanan.
Tipe-Tipe Animasi
1. Animasi Tradisional
Animasi tradisional adalah tipe animasi yang paling tua. Pada awal munculnya animasi tradisional, animator menggambar di atas meja dengan lampu yang menerangi kertas tersebut. Dengan begitu, animator bisa melihat gambar-gambar yang telah mereka buat sebelumnya.
Kemudian, animasi tradisional mulai berkembang. Animator menggambar objek di atas kerja transparan seluloid. Oleh karena itu, animasi tradisional sering juga disebut sebagai cel animation atau animasi sel.
Animator harus menggambar setiap frame satu per satu untuk menghasilkan urutan animasi. Umumnya animasi tradisional dibuat dalam bentuk 2D.
Contoh: Pinocchio (1940), Tarzan (1999), The Little Mermaid (1989)
2. Animasi 2D
Animasi tradisional umumnya dibuat dalam 2D. Namun, animasi 2D tidak terbatas pada animasi tradisional. Animasi 2D juga dapat dibuat dengan gambar vektor. Dengan gambar vektor, animasi jauh lebih mudah dikontrol daripada jika berbasis piksel.
Animasi berbasis vektor menggunakan perhitungan matematis untuk mengubah ukuran gambar agar bergerak dengan mulus, seperti yang ditulis oleh Studio Binder. Menariknya, animator dapat menggunakan karakter yang sama tanpa harus membuatnya kembali dalam bingkai baru.
Contoh: Tom and Jerry, SpongeBob SquarePants, Scooby Doo
3. Animasi 3D
Animasi 3D merupakan jenis animasi yang paling banyak digunakan saat ini. Dengan bantuan software animasi 3D, animator dapat menggerakkan bagian tubuh dan mengatur posisi karakter. Meski terkesan lebih mudah, nyatanya prosesnya tetap harus dilakukan per frame.
Jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia animasi 3D, Anda harus mempelajari cara membuat karakter secara digital, memperhatikan setiap detail, dan membuat garis besar karakter agar dapat dipindahkan dan dipindahkan, seperti yang dilakukan New York. Akademi Film menulis.
Contoh: Kung Fu Panda (2008), Up (2009), Cara Melatih Naga Anda (2010)
4. Motion Graphic
Banyak orang mengira bahwa motion graphic itu sama dengan animasi. Faktanya, grafik gerak adalah bagian dari animasi.
Motion graphic adalah potongan-potongan grafik digital yang digabungkan untuk menghasilkan ilusi gerak. Jenis animasi ini menggabungkan unsur animasi dengan desain grafis. Biasanya, grafik gerak banyak digunakan untuk iklan, menampilkan judul film, dan kredit. Grafik gerak sering dikombinasikan dengan teks dan suara.
5. Stop Motion
Jenis animasi yang terakhir adalah stop motion. Dibandingkan dengan jenis animasi lainnya, stop motion masih kalah populer. Namun, Disney dan Pixar juga sering membuat film animasi dengan metode ini.
Dikutip dari Dragonframe, stop motion adalah animasi yang diambil satu frame dalam satu waktu. Objek akan dipindahkan dari satu frame ke frame berikutnya. Pergerakan objek akan menghasilkan ilusi pergerakan objek. Sekilas, cara kerja stop motion tidak jauh berbeda dengan animasi tradisional atau flipbook.
Contoh: The Nightmare Before Christmas (1993), Wallace and Gromit (2005), Shaun The Sheep Movie (2015)